A. TUBERKULOSIS
Tuberkulosis
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan
bersifat tahan asam, sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882,
sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.
Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonium
(Siswanto, 2008).
Mycobacterium tuberculosae
menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya
infeksi tersering. Masih terdapat Mycobacterium patogen lainnya, misalnya Mycobacterium leprae, Mycobacterium
paratuberkulosis, dan Mycobacterium yang dianggap sebagai Mycobacterium non tuberculosis atau
tidak dapat terklasifikasikan.
Mycobacterium tuberculosis
termasuk dalam genus mycobacteria, merupakan kuman aerob, tidak membentuk
spora, berbentuk batang, non motil, habitatnya di tanah, lingkungan akuatik,
air , binatang, dan manusia, hidup baik pada lingkungan lembab dan tidak tahan
terhadap sinar matahari. Kuman ini melayang di udara dan disebut droplet nuclei
(Girsang, 1999) dengan panjang tubauh 1-4 mikron dan lebar 0,2-0,8 mikron.
B. Patogenitas
Penyakit ini dikendalikan respon
imunitas diperantai sel efektor : makrofag & limfosit. Termasuk respon dari
reaksi hipersensitifitas tipe IV. Infeksi primer : kuman terhirup masuk saluran
nafas dan menuju paru-paru. Bertemu makrofag jaringan dan neutrofil. Sebagian
mati karena difagosit makrofag, terkena secret makrofag dan terkena secret
saluran nafas. Bila tidak difagosit oleh makrofag, akan tetap hidup karena
kuman TB bersifat intraseluler.
M.
tuberculosis adalah basil tahan asam karena memiliki banyak lipid yang
membuatnya tahan terhadap asam, ganggunan kimia dan fisik. Kandungan Lipid yang
banyak dalam makrofag, dimanfaatkan untuk memperkuat dirinya. Setelah infeksi
primer, ada beberapa kemungkinan :
- Infeksi ini akan sembuh sama sekali
tanpa meninggalkan cacat.
- Sembuh dengan meninggalkan sedikit
bekas berupa garis fibrotic, klasifikasi hilus.
- Kambuh kembali menjadi tuberculosis
sekunder karena kuman yang dormat.
- Menimbulkan komplikasi dan menyebar
baik dapat secara perkotinuitatum, bronkogen, limfogen atau hematogen.
C. Cara Penularan
Cara
penularan penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mycobacterium tuberrculosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC
btuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang
rendah), dan dapat menyebarr melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh
seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru.
Saat
Mycobacterium tuberculosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera
akan tumbuh koloni bakteri yang berbenuk globular (bulat). Biasanya melalui
serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui
pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme
pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut
dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah
yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada
sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-rang dengan sistem imun yang kurang,
bakteri ini akkan mengalami perkembangbiakkan sehingga tuberkel bertambah
banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru.
Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang
yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan tuberkel
berlebih dan positif terinfeksi TBC.
D. Klasifikasi Penyakit dan Tipe
Pasien
Tujuan
melakukan klasifikasi penyakit dan penderita adalah penting untuk menetapkan
panduan OAT yang sesuai. Klasifikasi penyakit dan tipe penderita dilakukan
sebelum pengobatan dimulai.
1. Klasifikasi
penyakit
a. Tuberkulosis
Paru
Tuberkulosis paru
adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan parenchyma paru, sebab itu TB pada
selaput paru (pleura) atau TB pada kelenjar hilus dianggap sebagai TB
Ekstra Paru. Bila penderita TB paru juga
bisa mengalami TB Ekstra Paru, maka untuk kepentingan pencatatan maka penderita
tersebut hanya dicatat sebagai penderita TB paru. Berdasarkan hasil pemeriksaan
dahak, TB paru dapat dibagi menjadi :
-
TB paru BTA positif, yaitu bila
sekurang-kurangnya 2 dari 3 pemeriksaan sediaan dahak SPS hasilnya positif atau
sediaan dahak hasilnya BTA positif dan pemeriksaan foto rontgen dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
-
TB paru BTA negatif rontgen positif,
yaitu bila semua sediaan dahak SPS hasilnya negatif tapi foto rontgen ada
menunjukkan gambaran TB aktif. TB paru BTA negatif rontgen positif dibagi
berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan.
Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan kerusakan paru yang
luas, seperti adanya proses milier dan atau keadaan umum penderita buruk.
b. TB
Ekstra Paru
TB Ekstra paru adalah
tuberkulosis yang menyerang organ lain selain paru, misalnya pleura, selaput
jantung, selaput otak, persendian, limfa, kulit, tulang, ginjal, usus, alat
kelamin, saluran kemih, dan lain-lain. tB ekstra paru dibagi menurut tingkat
keparahan yaitu :
1) TB
ekstra paru ringan, misalnya TB kelenjar limfa, tulang (kecuali tulang belakang),
sendi, dan kelenjar adrenal.
2) TB
ekstra paru berat, misalnya meningitis, milier, perikarditis, perioritis,
tulang belakang, usus, saluran kencing, dan alat kelamin.
2. Tipe
Pasien
Tipe
pasien TB ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Terdapat
beberapa tipe pasien yaitu :
a. Kasus
baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati
dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan ( 4 minggu).
b. Kasus
kambuh ( Relaps )
Adalah pasien tuberkulosis yang
sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan hasil pemeriksaan
BTA positif ( apusan atau kultur ).
c. Kasus
setelah putus berobat ( Default )
Adalah pasien yang telah berobat dan
putus berobat 2 bulan atau lebih dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
d. Kasus
gagal ( Failure )
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan
dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau
lebih selama pengobatan.
e. Kasus
pindahan ( Transfer In )
Adalah pasien yang dipindahkan dari Unit
Pelayanan Kesehatan (UPK) yang memiliki register TB untuk melanjutkan
pengobatanya.
f. Kasus
lain
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini
termasu
k kasus kronik, yaitu pasien dengan
hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang.
E. Penemuan dan diagnosis penderita
tuberculosis
Penemuan
penderita tuberculosis dapat dilakukan pada orang dewasa dan anak. Penemuan
tuberculosis pada orang dewasa dilakukan secara pasif, artinya penjaringan
tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit
pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan penyuluhan
secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan
cakupan penemuan tersangka penderita. Selain itu semua kontak serumah dengan
penderita TBC paru BTA positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.
Diagnosis
paling tepat adalah ditemukannya kuman TBC dari bahan yang diambil dari
penderita, misalnya dahak, bilasan lambung, biopsi, dan lain-lain. Tetapi pada
anak hal ini sulit dan jarang didapat. Sehingga sebagian besar diagnosis TBC
anak didasarkan pada gambaran klinis, gambaran foto rontgen dada, dan uji
tuberkulin. Unttuk itu, penting memikirkan TBC pada anak, jika terdapat gejala
seperti berikut:
1. Diagnosis
TB pada anak
1) Gejala
umum TBC :
-
Berat badan turun selama 3 bulan
berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun
sudah dengan penanganan gizi yang baik.
-
Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan
gagal tumbuh, dan berat badan tidak naik dengan adekuat.
-
Demam lama berulang tanpa sebab yang
jelas (bukan tifus, malaria, atau ISPA) dapat disertai keringat pada malam
hari.
-
Pembesaran kelenjar limfe, superfisialis
yang tidak sakit, biasanya multiple, paling sering daerah leher, ketiak dan
lipatan paha (inguinal).
-
Gejala-gejala dari saluran napas,
misalnya batuk lama lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari
batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
-
Gejala-gejala saluran cerna, misalnya
diare berulang yang tidak sembuh denggan pengobatan diare, benolan/massa di
abdomen dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.
2) Gejala
spesifik
Gejala ini biasanya tergantung pada
bagian tubuh mana yang terserang, misalnya :
(a) TBC
kulit / skrofuloderma
(b) TBC
tulang dan sendi
§ Tulang
punggung (spondilitas) : gibus.
§ Tulang
panggul (koksitis) : pinccang, pembengkakan di pinggul
§ Tulang
lutut : pincang/bengkak
§ Tulang
kakii dan tangan
(c) TBC
otak dan syaraf
§ Meningitis
: dengan gejala irritable, kaku kuduk, muntah-muntah, dan kesadaran menurun.
(d) Gejala
mata
§ Konjungtivis
fliknelaris
§ Tuberkel
koroid (hanya terlihat dengan
funduskopi,
Diagnosa
TB pada Orang Dewasa
Pasien
yang mempunyai keluhan batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau
lebih, dahak bercampur darah, batuk berdarah, sesak nafas, dan nyeri dada,
badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, kurang enak
badan, berkeringat pada malam hari walaupun tidak beraktivitas dan terjadi
demam lebih dari sebulan, dianggap sebagai tersangka penderita TB (suspek TB).
Semua suspek TB yang ada dicatat dalam formulir tersangka penderita yang
diperiksa dahak SPS. Yang harus dicatat dalam formulir ini adalah nomor urut,
nomor identitas sediaan, nama tersangka, umur dan jenis kelamin, alamt, tanggal
dan hasil pemeriksaan dahak dan nomor registrasi laboratorium.
0 komentar:
Posting Komentar