Pages

Rabu, 10 April 2013

TREMATODA


Trematoda atau Cacing Isap termasuk dalam filum Platyhelminthes dalam kelompok hewan tak bertulang belakang.  Jenis cacing Trematoda hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk menjaga agar tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai alat pengisap dan alat kait untuk melekatkan diri pada inangnya.

Menurut tempat hidup (habitat) cacing dewasa dalam tubuh hospes, Trematoda dibagi menjadi empat yaitu  Trematoda hati (contoh:  Fasciola hepatica,  Clonorchis sinensis, Opistorchis sp). Trematoda usus (contohnya: Fasciolopsis buski,  Echinostoma sp & Heterophyidae).   Trematoda paru ( Paragonimus  westermani). dan Trematoda darah : Schistosoma Sp.
Trematoda merupakan cacing berbentuk daun. Bersifat hermaprodit kecuali Schistosoma. mempunyai batil isap mulut & perut, pada manusia hidup sebagai endoparasit, Hospes definitif : manusia, hewan (kucing, anjing, kambing, sapi, babi, tikus, burung, harimau dll). Trematoda merupakan cacing  umumnya bentuk daun, pipih dorsoventral, bilateral simetris, tidak ada rongga badan, cacing dewasa hidup pada hospes definitive, telur diletakan di sal. Hati, rongga usus, paru, pembuluh darah atau jaringan lain. Telur  keluar bersama tinja, dahak atau urin
Telur umummnya berisi sel telur, ada beberapa yang sudah mengandung mirasidium (telur matang).  Telur keluar bersama tinja masuk hospes Perantara I, berkembang menjadi Serkaria, serkaria keluar mencari hispes perantara II, berkembang menjadi metaserkaria (bentuk infektif).
Cara infeksinya diawali dari Serkaria menembus kulit (untuk cacing Schistosoma sp),  atau tertelan metaserkaria dalam HP II (keong, ikan, ketam, tanaman air).  Gejala Klinis tergantung lokasi keberadaan cacing dewasa, adanya rangsangan setempat & zat toksin yang dikeluarkan cacing dewasa,  Trematoda yg hidup di rongga usus umumnya hanya gejala gastrointestinal ringan, seperti mual, muntah, sakit perut dan diare. Trematoda yg hidup di paru-paru menimbulkan gejala batuk, sesak napas dan dapat terjadi batuk darah (hemoptisis).  Trematoda hati dpt menyebabkan peradangan saluran  Empedu, penyumbatan aliran empedu sehingga terjadi ikterus, hepatomegali dan serosis hati.  Trematoda darah,  telurnya dapat  menyebabkan peradangan, pseudo- abses dan fibrosis pada jaringan yg diinfiltrasi cacing  dewasa.
Diagnosis infeksi Trematoda dilakukan dengan menemukan telur dalam tinja, dahak, urin, atau biopsi jaringan. Infeksi Trematoda terjadi karena beberapa faktor, antara lain kebiasaan makan Hospes Perantara (mengandung  metaserkaria) yang tidak dimasak matang mempengaruhi transmisi penyakit, kecuali Schistosoma adanya kebiasaan kontak dengan air dapat mempengaruhi penularan penyakit .
Distribusi geografik Trematoda umumnya  ditemukan di RRC, Korea, Jepang, Folipina, Thailan, India      Vietnam, Taiwan, & Afrika.  Di Indonesia F. buski endemik di Kalimantan,  Echinostoma di P. Jawa, Schistosoma   japonicum di Sulawesi Tengah (Danau Lindu & Lembah Napu).
Gejala Klinis :
Fasciolopsis buski
                Infeksi ringan è peradanagn lokal dengan hipersekresi mukus, perdarahan, ulserasi, kemungkinan terbentuk abses.
                Infeksi berat è obstruksi usus, ileus akut, absorbsi metabolik, alergi, odema, asites, eosinofilia, leukositosis.  Tinja banyak berwarna kuning kehijauan dan banyak makanan yang belum dicerna (malabsorbsi)
Echinostoma ilocanum
                Infeksi ringan è peradangan lokal
                Infeksi berat è peradangan katara dan ulserasi ringan, diare, nyeri perut.
Heterophyes heterophyes
                Infeksi ringan è kerusakan pada mukosa usus
                Infeksi berat è nyeri perut, diare berlendir, dan ulserasi dinding usus, telur yang kecil dapat masuk ke peredaran darah dan menimbulkan lesi patologis dalam jantung dan otak
Paragonimus westermani
                                Migrasi larva melalui jaringan menimbulkan perdarahan setempat dan infiltrasi lekosit. Gejala ini tergantung dari jumlah cacing dalam hospes. Ketika kista pecah timbul batuk disertai produksi sputum yang kental dengan bercak darah dan nyeri dada.
                                Akibat yang berbahaya adalah komplikasi serebal gejalanya,(demam, muntah sakit kepal, paralisis generalisata) dan kemungkinan mati

0 komentar:

Posting Komentar