BAB I
PENDAHULUAN
Istilah
bufer menjelaskan substansi kimia yang mengurangi perubahan pH dalam larutan
yang disebabkan penambahan asam maupun basa. Bufer adalah campuran asam lemah
dan garam basanya (basa lemah dan garam asamnya). Bufer akan sangat efektif
dalam mempertahankan [H+] terhadap asam atau basa, jika bufer
tersebut terurai 50% (mempunyai jumlah asam belum terurai yang sama dan
garamnya). Kadar pH pada keadaan asam atau basa yang 50%-nya terurai disebut pK
dari bufer itu. Keefektifan suatu bufer ditentukan oleh kadar dan pKnya,
efektif terhadap komponen tempat bufer itu bekerja (Price & Wilson, 2006).
Pendaparan
tidak menghilangkan H+ dari tubuh. Untuk sementara, dapar sedikit
membersihkan setiap H+ yang diproduksi, seperti sebuah sepon yang menyerap air.
Pendaparan hanya merupakan solusi jangka pendek untuk mengatasi masalah
kelebihan H+. Pada akhirnya tubuh harus mengeluarkan H+ tersebut
melalui eksresi ginjal (Gaw, 2012).
Empat
pasang atau sistem bufer utama dalam tubuh yang membantu memelihara pH agar
tetap konstan adalah:
1. Sistem
bufer asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3)
2. Sistem
bufer fosfat monosodium-disodium (Na2HPO4 dan NaH2PO4)
3. Sistem
bufer oksihemoglobin-hemoglobin dalam eritrosit (HbO2‑
dan HHb)
4. Sistem
bufer protein (Pr- dan HPr)
Sistem
bufer fosfat merupakan suatu bufer yang penting dalam eritrosit dan sel tubulus
ginjal. Ion H+ yang diekskesi dalam urine, dibufer oleh fosfat, dan
disebut sebagai asam yang dapat tertitrasi.
Untuk
menganalisis adanya fungsi bufer fosfat dalam tubuh menggunakan rumus
perhitungan persamaan Henderson-Hasselbalch.
Selain itu juga menggunakan rumus untuk kondisi umum pH = pKa + log ( [A-]/[HA]).
Dapar fosfat sangat
berguna dalam cairan intraseluler sebab besarnya konsentrasi fosfat dalam
cairan ini beberapa kali besarnya konsentrasi fosfat dalam cairan
ekstraseluler, dan juga oleh karena besarnya pH cairan intraseluler biasanya
lebih dekat ke besarnay pK sistem dapar fosfat daripada ke besarnya pH cairan
ekstraseluler (Guyton, 1994).
|
PEMBAHASAN
A. Bufer Fosfat
Sistem bufer fosfat merupakan suatu bufer yang
penting dalam eritrosit dan sel tubulus ginjal. Ion H+ yang
diekskesi dalam urine, dibufer oleh fosfat, dan disebut sebagai asam yang dapat
tertitrasi (Guyton, 2012).
Anion fosfat terlibat dalam metabolisme sel maupun
regulasi neuromuskuler dan fungsi hematologi. Reabsorpsi fosfat dalam tubuh
renal berbanding terbalik dengan kadar kalsium. Ini berarti bahwa peningkatan
jumlah fosfor yang dieksresi dalam urine akan memicu reabsorpsi kalsium dan
demikian pula sebaliknya (Kowalak, 2012).
Buffer fosfat merupakan sistem dapar di sistem
perkemihan dan cairan intrasel. Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan
asam-basa sementara. Jika dengan bufer kimia tidak cukup memperbaiki
ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang
berespon secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akinat
rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernafasan, kemudian mempertahankan
kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut (Sagiana, 2005).
B.
Mekanisme
Bufer Fosfat
Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru dan ginjal dalam menunjang kinerja system buffer adalah dengan mengatur sekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hydrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia).
Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melalui ginjal dan paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan system buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara 7,35- 7,45 (Sagiana, 2005).
Cara kerja sistem dapar fosfat hampir
identik dengan sistem dapar bikarbonat, namun sistem ini terdiri atas dua
elemen berikut: H2PO4- dan HPO42-.
Bila pada campuran yang mengandung kedua bahan ini ditambahkan asam kuat,
misalnya asam hidroklorida, maka akan terjadi reaksi berikut:
HCI
+ Na2HPO4 → NaH2PO4 + NaCl
Hasil akhir dari reaksi ini adalah asam
hidrokloridanya akan dipindahkan, dan pada tempatnya akan ditambahkan sejumlah
NaH2PO4 yang terbentuk. NaH2PO4
sebenarnya hanya merupakan asam lemah, sehingga asam kuat yang ditambahkan tadi
akan diubah menjadi asam yang sangat lemah, dan pHnya relatif akan berubah
sedikit.
Sebaliknya, bila pada sistem dapar ditambahkan asam
yang kuat, maka akan terjadi reaksi berikut:
NaOH
+ NaH2PO4 → Na2HPO4 + H2O
Pada reaksi ini natrium hidroksida akan terurai
menjadi air dan Na2HPO4. Jadi, bila pada basa Na2HPO4
yang sangat lemah itu ditambahkan basa yang sangat kuat, maka pH hanya sedikit
bergeser ke arah sisi alkali.
Lihatlah sistem bufer fosfat sebagai contoh. Sistem
bufer fosfat terdiri dari ion dihidrogen fosfat (H2PO4-)
yang merupakan pemberi hidrogen (asam) dan ion hidrogen fosfat (HPO4-)
yang merupakan penerima hidrogen basa. Kedua-duanya ion tersebut berada dalam
keseimbangan dan hubungannya bisa ditulis sebagai rumus berikut:
H2PO4- H+ + HPO4 2-
Ketika ion-ion hidrogen ditambah dalam
larutan yang ditahankan oleh bufer fosfat, keseimbangan yang diatas akan geser
ke arah kiri, (yaitu,ion H+ yang kelebihan akan bereaksi dengan ion
hidrogen fosfat dan menghasilkan ion dihidrogen fosfat). Ketika larutan semakin
alkali (basa), keseimbangan diatas akan kearah kanan (yaitu, ion OH-
yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hidrogen dan menghasilkan air). Konstan
keseimbangan (Ka) untuk bufer fosfat adalah :
Ka = [H+]
[HPO42-] kalau
disusun kembali [H+] = [H2PO4-]
[H2PO4-]
[HPO42-]
Bila diuraikan didapat
rumus
-log [H+] = -log Ka x –log [H2PO4-]
[HPO42-]
Atau pH = p Ka + log
([HPO42-]/H2PO4-])
Rumus
tersebut bagi kondisi umum adalah pH =
pKa + log ([A-] /[HA]) dan disebutkan rumus Henderson-Hasselbalch.
Ada
tiga macam ion fosfat, dan nilai pKa adalah seperti berikut:
Ion
fosfat
|
H3PO4
|
H2PO4
|
HPO42-
|
Nilai
pKa
|
~2
|
~7
|
~12
|
Pada
250C, nilai Ka untuk buffer fosfat adalah 6,23 x 10-8.
Ketika kadar asam (H2PO4-) dan basa (HPO42-)
sama, pH adalah sama dengan pKa atau –log (6,23x10-8) =
7,21. Larutan bufer monofosfat dapat menahannya dengan pHnya dekat dengan nilai
7,2.
Sistem dapar fosfat mempunyai pK sebesar 6,8, yang
tidak jauh berbeda dari nilai normal pH cairan tubuh yakni 7,4, sehingga akan
mempermudah sistem fosfat bekerja pada daya daparnya yang maksimal. Namun,
walaupun sebenarnya sistem dapar ini bekerja pada bagian yang baik dari kurva dapar, jumlah konsentrasi
dalam cairan ekstraseluler hanyalah seperti duabelas dari konsentrasinya yang
ada dalam sistem bikarbonat. Oleh karena itu, daya dapar totalnya dalam cairan ekstraseluler
jauh lebih sedikit daripada daya bikarbonat.
Sebaliknya, sistem dapar fosfat sangatlah penting
dalam cairan tubuli ginjal oleh karena dua alasan: Pertama, biasanya fosfat
sangat pekat dalam tubulus, sehingga juga akan sangat meningkatkan besarnya
daya dapar sistem fosfat. Kedua, cairan tubulus biasanya menjadi lebih asam
daripada cairan ekstraseluler, sehingga batas kerja dari dapar akan dibawa
lebih ke nilai pK dari sistem.
C.
Fungsi
dapar Fosfat
Dapar
fosfat juga sangat berguna dalam cairan intraseluler sebab besarnya konsentrasi
fosfat dalam cairan ini beberapa kali besarnya konsentrasi fosfat dalam cairan
ekstraseluler, dan juga oleh karena besarnya pH cairan intraseluler biasanya
lebih dekat ke besarnya pK sistem dapar fosfat daripada ke besarnya pH cairan
ekstraseluler (Guyton, 1994). Selain itu bufer fosfat juga berguna dalam untuk menjadi energi pada metabolisme sel, bersama
dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang, masuk dalam
struktur genetik yaitu DNA dan RNA dan membantu dalam pengeluaran melalui urine.
|
KESIMPULAN
Bufer fosfat merupakan suatu bufer yang penting
dalam eritrosit dan sel tubulus ginjal. Ion
H+ yang diekskesi dalam urine, dibufer oleh fosfat, dan disebut
sebagai asam yang dapat tertitrasi (Guyton, 2012).
Untuk menganalisis adanya fungsi bufer fosfat dalam
tubuh menggunakan rumus perhitungan persamaan Henderson-Hasselbalch. Selain itu juga menggunakan rumus untuk
kondisi umum pH = pKa + log (
[A-]/[HA]).
Dapar fosfat sangat berguna dalam cairan intraseluler
sebab besarnya konsentrasi fosfat dalam cairan ini beberapa kali besarnya
konsentrasi fosfat dalam cairan ekstraseluler, dan karena besarnya pH cairan
intraseluler biasanya lebih dekat ke besarnya pK sistem dapar fosfat daripada
ke besarnya pH cairan ekstraseluler (Guyton, 1994). Dapar fosfat juga menjadi energi pada metabolisme sel,
bersama dengan ion kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang, masuk
dalam struktur genetik yaitu DNA dan RNA dan membantu dalam pengeluaran melalui
urine.
|
·
Wilson, Price. 2006. Patofisiologi: Konsep Kinis dan Proses –
Proses Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.
·
Guyton. 2012. Fisologi manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran:
Jakarta.
·
Graw, Allan dkk. 2012. Biokimia Klinis. Penerbit Buku
Kedokteran: Jakarta.
·
Guyton. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.
- Sagiana (2005). Larutan Buffer dalam Darah. Diakses
dari http://www.scribd.com/doc/79395041/1-buffer .
28 Oktober 2012 pukul 19.00 WIB
- Nisa (2010). Larutan Peyangga (Buffer).Diakses
pada http://nishanhychemistryunnes.blogspot.com/2010/01/larutan-penyangga-buffer.html.
28 Oktober 2012 pukul 19.00 WIB
- Heri (2010). Diakses
pada http://medical-center-health.blogspot.com/2010/11/biokimia-asam-basa-tubuh.html.
28 Oktober 2012 pukul 19.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar