Bahan pemeriksaan untuk tbc paru
terutama adalah sputum. Jika sulit mendapatkan sputum, dapat dilakukan dengan
swab larynx atu cairan kurasan lambung. Pelepasan basil tbc dalam sputum
kadang-kadang berhenti, kemudian dilepaskan lagi.
Pengumpulan sputum dilakukan dengan
tiga cara yaitu pengumpulan sputum swaktu, pengumpulan sputum pagi hari,
pengumpulan sputum sewaktu. Pengumpulan sputum yang terbaik adalah sputum pagi
atau sputum semalam dengan jumlah yang terkumpul sebanyak 3-5 ml setiap wadah
penampung sputum. Sputum yang diambil adalah sputum pagi hari dan sewaktu.
Cara pengambilan sputum : pasien
disuruh berkumur dengan air garam dahulu, kemudian diberi wadah yang bermulut
lebar, mempunyai tutup berulir, steril, bersih hama, tidak mudah pecah,
disposible. Pasien dalam posisi berdiri, jika tidak memungkinkan dapat dengan
duduk agar dapat membungkuk.Pagi hari setelah bangun tidur biasanya rangsangan
batuk sangat kuat, tetapi penderita dianjurkan untuk menahannya dan menarik
napas dalam- dalam. Kemudian segera disuruh batuk sekuat-kuatnya sehingga
merasakan dahak yang dibatukkan keluar dari tenggorokan. Sputum yang keluar ditampung
dalam wadah yang disediakan, mulut wadah penampung dibersihkan dari tetesan
dahak, lalu ditutup. Wadah diberi label yang berisi nama , alamat, tanggal
pengambilan, serta nama pengirim.
a. Pembuatan
preparat BTA
Gelas kaca diberi nomor
kode, nomor pasien, nama pasien pada sisi kanan kaca obyek baru. Pilih bagian
sputum yang kental, warna kuning kehijauan, ada pus / darah, ada perkejuan.
Ambil sedikit bagian tersebut dengan menggunakan lidi. Ratakan diatas kaca
obyek kurang lebih 2-3 cm. Hapusan sputum yang dibuat jangan terlalu tebal /
tipis, kemudian keringkan dalam suhu kamar. Lidi yang sebelumnya telah dipakai
dicelupkan ke dalam campuran pasir dan alkohol 70% dengan perbandingan 1:2,
dengan tujuan untuk melepaskan partikel yang ada pada lidi (untuk mencegah
terjadinya percikan atau aerosol pada wktu lidi dibakar, yang dapat menyebarkan
kuman Tuberkulosis). Fiksasi dengan cara melewatkan preparat diatas nyala api
dengan cepat sebanyak 3 kali selama 3-5 detik. Setelah itu sediaan langsug
diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.
b. Pembuatan
larutan cat Ziehl Neelsen
Pada dasarnya prinsip
pewarnaan Mycobacterium yang dinding selnya tahan asam karena mempunyai lapisan
lemah atau lilin, sehingga sukar ditembus cat. Oleh pengaruh phenol dan
pemanasan, maka lapisan lilin dapat ditembus oleh cat Bassic Fuchsin. Pada
pengacatan Ziehl Neelsen setelah BTA mengambil warna bassic fuchsin, kemudian
dicuci dengan air mengalir, lapisan lilin yang terbuka pada waktu dipanasi akan
merapat kembali, karena terjadi pendinginan pada waktu dicuci. Sewaktu dituangi
dengan HCl dan Alkohol 70%, warna merah dri bassic fuchsin pada BTA tidak akan
dilepas atau luntur. Bakteri yang tidak tahan asam akan melepaskan warna merah,
sehingga menjadi pucat atau tidak berwarna. Akhirnya pada waktu dicat dengan
Methylene Blue, BTA tidak mengambil warna biru.
c. Cara
pengecatan Basil tahan asam
Letakkan
sediaan diatas rak pewarnaan, kemudian tuang larutan carbol fuchsin sampai
menutupi seluruh sediaan. Panasi sediaan secara hati-hati diatas nyala api
selama 3 menit sampai keluar uap, tetapi jangan sampai mendidih. Biarkan selama
5 menit (dengan memakai pinset). Cuci dengan air mengalir, tuang HCl alkohol 3%
(alkohol asam) sampai warna merah dari fuchsin hilang, tunggu 2 menit. Cuci
dengan air mengalir, tuang larytan Methylene Blue 0,1 % tunggu 10-20 detik.
Cuci dengan air mengalir, kering anginkan.
d. Cara
melakukan pemeriksaan
Setelah preparat
terwarnai dan kering, dilap bagian bawahnya dengan kertas tissu. Kemudian
sediaan ditetesi dengan minyak emersi 1 tetes diatas sediaan. Sediaan dibaca
dengan mikroskop dengan perbesaran kuat. Pemeriksaan dimulai dari ujung kiri
dan digeser ke kanan, kemudian digeser kembali ke kiri. Diperiksa sebanyak 100
lapang pandang (kurang lebih 10 menit). Pembacaan dilakukan secara sistematika,
dan setiap lapang pandang, kuman BTA berwarna merah berbentuk batang lurus atau
bengkok, terpisah, berpasangan atau berkelompok dengan latar belakang biru.
e. Interprestasi
hasil dengan menggunakan skala bronkhost
(1+)jika pada satu
sediaan tampank sampai 40 BTA setelah pemeriksaan selama 15 menit.
(2+) jika dalam satu
lapang pandang pandang tampak sampai 20 BTA.
(3+) jika dalam satu
lapang pandang pandang tampak sampai 60 BTA.
(4+) jika dalam satu
lapang pandang pandang tampak sampai 120 BTA.
(5+) jika dalam satu
medan pengliatan tampak lebih dari 120 BTA.
f. Interprestasi
hasi dengan menggunakan IUAT (Internasional Union Againts Tuberculosis)
1. tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
(negatip)
2. ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang
(ditulis jumlah kuman yang ditemukan)
3. Ditemukan
10-99 BTA dalam 100 lapang pandan (+1)
4. Ditemukan
1-10 BTA dalam 1 lapang pandang (+2)
5. Ditemukan
lebih dari 10 BTA dalam 1 lapang pandang.
0 komentar:
Posting Komentar