Pages

Sabtu, 20 April 2013

PREPARAT PENGECATAN BTA


Bahan pemeriksaan untuk tbc paru terutama adalah sputum. Jika sulit mendapatkan sputum, dapat dilakukan dengan swab larynx atu cairan kurasan lambung. Pelepasan basil tbc dalam sputum kadang-kadang berhenti, kemudian dilepaskan lagi.
Pengumpulan sputum dilakukan dengan tiga cara yaitu pengumpulan sputum swaktu, pengumpulan sputum pagi hari, pengumpulan sputum sewaktu. Pengumpulan sputum yang terbaik adalah sputum pagi atau sputum semalam dengan jumlah yang terkumpul sebanyak 3-5 ml setiap wadah penampung sputum. Sputum yang diambil adalah sputum pagi hari dan sewaktu.
Cara pengambilan sputum : pasien disuruh berkumur dengan air garam dahulu, kemudian diberi wadah yang bermulut lebar, mempunyai tutup berulir, steril, bersih hama, tidak mudah pecah, disposible. Pasien dalam posisi berdiri, jika tidak memungkinkan dapat dengan duduk agar dapat membungkuk.Pagi hari setelah bangun tidur biasanya rangsangan batuk sangat kuat, tetapi penderita dianjurkan untuk menahannya dan menarik napas dalam- dalam. Kemudian segera disuruh batuk sekuat-kuatnya sehingga merasakan dahak yang dibatukkan keluar dari tenggorokan. Sputum yang keluar ditampung dalam wadah yang disediakan, mulut wadah penampung dibersihkan dari tetesan dahak, lalu ditutup. Wadah diberi label yang berisi nama , alamat, tanggal pengambilan, serta nama pengirim.

a.       Pembuatan preparat BTA
Gelas kaca diberi nomor kode, nomor pasien, nama pasien pada sisi kanan kaca obyek baru. Pilih bagian sputum yang kental, warna kuning kehijauan, ada pus / darah, ada perkejuan. Ambil sedikit bagian tersebut dengan menggunakan lidi. Ratakan diatas kaca obyek kurang lebih 2-3 cm. Hapusan sputum yang dibuat jangan terlalu tebal / tipis, kemudian keringkan dalam suhu kamar. Lidi yang sebelumnya telah dipakai dicelupkan ke dalam campuran pasir dan alkohol 70% dengan perbandingan 1:2, dengan tujuan untuk melepaskan partikel yang ada pada lidi (untuk mencegah terjadinya percikan atau aerosol pada wktu lidi dibakar, yang dapat menyebarkan kuman Tuberkulosis). Fiksasi dengan cara melewatkan preparat diatas nyala api dengan cepat sebanyak 3 kali selama 3-5 detik. Setelah itu sediaan langsug diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.
b.      Pembuatan larutan cat Ziehl Neelsen
Pada dasarnya prinsip pewarnaan Mycobacterium yang dinding selnya tahan asam karena mempunyai lapisan lemah atau lilin, sehingga sukar ditembus cat. Oleh pengaruh phenol dan pemanasan, maka lapisan lilin dapat ditembus oleh cat Bassic Fuchsin. Pada pengacatan Ziehl Neelsen setelah BTA mengambil warna bassic fuchsin, kemudian dicuci dengan air mengalir, lapisan lilin yang terbuka pada waktu dipanasi akan merapat kembali, karena terjadi pendinginan pada waktu dicuci. Sewaktu dituangi dengan HCl dan Alkohol 70%, warna merah dri bassic fuchsin pada BTA tidak akan dilepas atau luntur. Bakteri yang tidak tahan asam akan melepaskan warna merah, sehingga menjadi pucat atau tidak berwarna. Akhirnya pada waktu dicat dengan Methylene Blue, BTA tidak mengambil warna biru.
c.       Cara pengecatan Basil tahan asam
Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan, kemudian tuang larutan carbol fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan. Panasi sediaan secara hati-hati diatas nyala api selama 3 menit sampai keluar uap, tetapi jangan sampai mendidih. Biarkan selama 5 menit (dengan memakai pinset). Cuci dengan air mengalir, tuang HCl alkohol 3% (alkohol asam) sampai warna merah dari fuchsin hilang, tunggu 2 menit. Cuci dengan air mengalir, tuang larytan Methylene Blue 0,1 % tunggu 10-20 detik. Cuci dengan air mengalir, kering anginkan.
d.      Cara melakukan pemeriksaan
Setelah preparat terwarnai dan kering, dilap bagian bawahnya dengan kertas tissu. Kemudian sediaan ditetesi dengan minyak emersi 1 tetes diatas sediaan. Sediaan dibaca dengan mikroskop dengan perbesaran kuat. Pemeriksaan dimulai dari ujung kiri dan digeser ke kanan, kemudian digeser kembali ke kiri. Diperiksa sebanyak 100 lapang pandang (kurang lebih 10 menit). Pembacaan dilakukan secara sistematika, dan setiap lapang pandang, kuman BTA berwarna merah berbentuk batang lurus atau bengkok, terpisah, berpasangan atau berkelompok dengan latar belakang biru.
e.       Interprestasi hasil dengan menggunakan skala bronkhost
(1+)jika pada satu sediaan tampank sampai 40 BTA setelah pemeriksaan selama 15 menit.
(2+) jika dalam satu lapang pandang pandang tampak sampai 20 BTA.
(3+) jika dalam satu lapang pandang pandang tampak sampai 60 BTA.
(4+) jika dalam satu lapang pandang pandang tampak sampai 120 BTA.
(5+) jika dalam satu medan pengliatan tampak lebih dari 120 BTA.
f.       Interprestasi hasi dengan menggunakan IUAT (Internasional Union Againts Tuberculosis)
1.       tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang (negatip)
2.       ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (ditulis jumlah kuman yang ditemukan)
3.      Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandan (+1)
4.      Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang (+2)
5.      Ditemukan lebih dari 10 BTA dalam 1 lapang pandang.

0 komentar:

Posting Komentar